Thursday, July 25, 2013

Ku kejar bayanganmu

Apabila semilir itu menyapa,
Pedihnya menyentak ke dasar jiwa,
Ngilunya mencucuk.

Pedih.

Mula mengejar bebayang, 
Berlari-lari aku sehingga terjatuh,
Namun tangan tak tercapai,
Lelahku tidak bersambut,

Tatkala pancaindera menggugah,
Nafas terasa sempit,
Aku cuba bertahan,
Atas sandaran harapan.

Terus mengejar bayanganmu,


Sudah tersadung, 
Aku bangkit kembali.


Terus mengejar bayanganmu,

Pabila terluka,
Kubalut dengan pura-pura.

Terus mengejar bayanganmu,

Tatkala hati ditoreh kecewa,
Kutitip dengan air mata.

Terus mengejar bayanganmu,

Tiba waktu langkah longlai,
Aku ampuhkan dengan harapan.

Terus mengejar bayanganmu,

Sampai saat akhir,
Aku cabut panah derita yang tertanam.

Baru tersedar.

Aku menggapai bebayang, 
Yang tidak mungkin dapat aku genggam.

Aku berhenti;.

Dan aku lepaskan bebayangmu pergi. 

Supaya jiwaku tidak terbelenggu lagi.


79:37
79:38
79:39
79:40
79:41

Maka (dapatlah masing-masing mengetahui kesudahannya); adapun orang yang melampau (perbuatan derhakanya), -

Serta ia mengutamakan kehidupan dunia semata-mata, -

Maka sesungguhnya neraka Jahanamlah tempat kediamannya.

Adapun orang yang takutkan keadaan semasa ia berdiri di mahkamah Tuhannya, (untuk dihitung amalnya), serta ia menahan dirinya dari menurut hawa nafsu, -

Maka sesungguhnya Syurgalah tempat kediamannya.


(An-Naazi'aat:37-41)




Bersabar dan bersolatlah duhai jiwa-jiwa yang sedang bertarung dengan rasamu yang sukar dimengertikan...






2 comments:

  1. kadangkala manusia terus mengejar meski dia tahu itu cuma bayang-bayang, sedang yang betul-betul wujud itu dibiar terkebelakang...

    ReplyDelete
  2. Nice. very true. thanks a lot dik :)

    ReplyDelete